Rabu, 10 September 2014
Dirancang Untuk Menyembah
Baca: Mazmur 148:1-14
"Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta." Mazmur 148:5
Sejak dari semula manusia dicipta dan dirancang Tuhan untuk menyembah Dia, karena itu secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah sesuatu. Sayang, tidak semua manusia menyembah Tuhan, malah menyembah obyek yang salah: menyembah dewa-dewa, patung, binatang, pohon, gunung, batu, kuburan, matahari dan sebagainya. Padahal tiada lain yang layak disembah selain daripada Tuhan. Adapun arti dari penyembahan (proskuneo) adalah sikap tubuh yang menyembah sampai ke tanah yang menunjukkan suatu penghormatan, pengaguman dan kasih kepada Tuhan.
Penyembahan itu tidak berbicara tentang bakat atau talenta seseorang dalam hal bernyanyi. Mungkin ada orang Kristen yang berkata, "Suaraku tidak bagus, karena itu aku tidak bisa menyembah Tuhan; karena aku seorang penyanyi yang sudah menghasilkan album rohani maka aku harus banyak menyembah Tuhan; karena dipercaya melayani sebagai worship leader dan singer digereja, maka aku harus meluangkan banyak waktu untuk menyembah Tuhan." Jika kita memandang penyembahan itu hanyalah sebuah bakat atau talenta semata maka penyembahan kita tidak akan bertahan lama. Perlu digarisbawahi di sini bahwa penyembahan itu adalah sepenuhnya tentang Tuhan. Jika kita menyadari akan hal ini maka kita akan menjadikan penyembahan itu sebagai gaya hidup, di mana kita akan menyembah Tuhan di segala keadaan: baik itu susah dan senang, saat baik atau buruk, kondisi sehat maupun sakit, berhasil atau gagal, keberkatan atau krisis, atau saat ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi sekalipun.
Penyembahan yang benar kepada Tuhan tidak terbatas pada ruang dan waktu, atau saat menghadiri ibadah di gereja atau persekutuan saja, tapi di mana pun kita berada dan kapan pun itu, karena kita tahu bahwa penyembahan adalah sepenuhnya untuk Tuhan, bukan untuk manusia; Dialah yang menjadi alasan utama kita untuk tetap menyembah.
Inilah yang sedang Tuhan cari: hati manusia yang dengan kerinduan dan kesadaran penuh datang menyembah Dia, bukan karena tradisi atau liturgi belaka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar