Jumat, 20 Maret 2015

kesetiaan Sejati



”Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang.” Inilah sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.
Ada tiga penguji kesetiaan.
Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa setia?

Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita terpisah jauh
?

Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit? 


Coba kita ingat kembali kisah tentang Rut. Setelah suami dan mertuanya jatuh miskin (tidak punya apa-apa lagi)……”tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku”. Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut tidak meninggalkan Naomi dalam “kekosongannya”.Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia karena dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu, jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia.


Jangan biarkan kesetiaan kita ditentukan oleh harta, tetapi tentukanlah kesetiaan kita oleh kasih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar